Selasa, 15 Mei 2012

Ayah

Ayah,,
kala ku teringat..
terasa ingin ku berteriak menangis dipelukmu..
pengorbananmu yang begitu besar untuk kami..
tak kan pernah bisa terbayar,,
sedih, sakit hatiku saat melihatmu..
bekerja tanpa lelah,,
tetesan keringat tak kau hiraukan..
kadang tubuhmu pun terluka..
tapi..
tak ada yang bisa kulakukan,,
hanya menyusahkanmu,
aku tahu kau lelah,
aku tahu kau,,,ayah.,
perasaanmu bisa kurasakan,,
tapi mengapa hanya senyum dan tawalah yang slalu kau perlihatkan..
menangisku tak bisa berbuat banyak untukmu,,
maafkan aku..
maafkan anakmu ini ayah,,

ku berjanji suatu saat nanti akan kubuat kau bahagia,
dengan tetesan keringatku sendiri,,
aku janji,,sungguh aku janji,,


rasa

saat semua mulai terasa benar ..
engkau hempaskan kembali rasa ini,,
kecewa memang..

terasa perih hati ini
hancur semua angan yang telah kurangkai,,
hilang tertiup angin.

memang salahku terlalu banyak berharap..
untuk sesuatu yg memang tak pasti..
sudah lupakan saja semua memori itu,,
biarkan hilang bersama angin,,


Minggu, 13 Mei 2012

kawan



saat kita bersama kawan..
segala gundah hati hilang,,

saat kita bersama kawan,,
terasa menyenangkan menjalani hari..

tanpa kalian,,
sepi terasa, hampa..
selalu ada yang kurang,,

tawa, canda, sukacita kita jalani bersama,,
senyuman simpul yang biasa kau goreskan di wajah sendumu,,
selalu aku rindukan..

terkadang rasa bosan datang menghampiri,,
kau datang, dengan sejuta canda,,
mmbuatku merasa itu adalah hari terindah,,

aku ingin kita tetap seperti ini selamanya,
menjalani hari, tanpa kesedihan

setiap waktu yang kita jalani dari masa sekolah dulu
hingga sekarang, kita saling berjauhan,
terpisahkan jarak,
namun kita masih tetap saling bersama,
seolah tak ada yang bisa menghalangi persahabatan kita..

bila suatu hari nanti kita terpisah,
aku harap, kita tetap ingat satu sama lain..
semua kenangan yang telah terangkai,,
moga menjadi kenangan paling indah yang kita miliki

# Miss You All Friends ^-^ #

Kamis, 10 Mei 2012

ntahh

denting waktu teruss berjalan..
ntahhh,, aku pun tak tau....

apa yang aku harapkan dari semua ini??


aku melangkah gontai 
tak tau arah yang ku tuju,,
kulihat orang disekelilingku..
mereka punya harapan yang besar,,



kadang rasa kecewa, benci dan amarah 
terasa mengalir di seluruh nadiku..
kadang aku pun menemukan secercah cahaya..
harapan itu membuncah, aku bersemangat..
ingin mulai dari awal lagiiii..
tapi itu sementara....

aku tau ini memang telah salah sejak awal..
tapi aku tidak bisa berbuat apa2..
hanya berusaha untuk menjalaninya sebaik mungkin..
semoga aku bisa menjalaninya 

dan mmperoleh manfaat yang besar dari semua ini..

TUHAN... bantu aku,,,
mewujudkannya,,
kumohon,,,

# kurang gawee

Senin, 07 Mei 2012

laporan kromatografi lapis tipis

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
”Kromatografi Lapis Tipis Asam Amino”




DISUSUN OLEH :


Nama : Imelda Gustia Ningsih
Nim : 06091010008

DOSEN PENGASUH :  Drs. Made Sukaryawan, M.Si.








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2012

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA

I.       NOMOR PERCOBAA: VII
II.    NAMA PERCOBAAN     : KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS ASAM AMINO
III. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui cara pemisahan asam amino dengan   
    Kromatografi Lapis Tipis
2. Mengetahui harga Rf asam amino
IV. LANDASAN TEORI
              Kromatografi adalah suatu metoda pemisahan campuran senyawa atau komponen tersebut antara dua fasa yaitu
a. Fasa diam ( absorben atau lapisan penyerap )
Betindak sebagai pemisah campuran tersebut. Contoh pelarut yang digunakan adalah slika gel, aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel dan alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
b. Fasa gerak ( Eluen )
Bertindak sebagai pembawa campuran tersebut . komponenkomponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahaan.
Prinsip KLT adalah untuk menentukan atau memisahkan campuran senyawa menjadi komponen-komponennya secara tepat. Mudah dan cepat berdasarkan perbedaan dari daya serap masing-masing komponen berdasarkan perbedaan distribusi.
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi yang berdasarkan pada perbedaan kecepatan bergerak asam-asam amino tersebut pada pH tertentu. Keuntungan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah noda yang ditimbulkan tidak banyak melebar jika dibandingkan dengan noda semula oleh sebab itu maka hanya sedikit saja yang diperlukan, juga tidak memerlukan waktu yang banyak.
Kromatografi jenis ini menggunakan alumunium oksida, serbuk selulosa atau silika gel sebagai adsorben yang berupa lapis tipis yang diletakkan di atas selmbar kaca. Seperti halnya kromatografi kertas, larutan yang mengandung beberapa asam amino diteteskan di atas adsorben dan dibiarkan bergerak. Penggunaan fase gerak pada kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan pelarut seperti : metanol, asam asetat, etanol, aseton, etil asetat, eter, kloroform.
Sebagai persiapan untuk menggunakan kromatografi lapis tipis, bubk serbuk fasa diam diratakan terlebih dahulu pada lempeng kaca, ketebalan kaca tergantung pada tujuan pemisahan kromatografi. Untuk tujuan analisis, tebalnya kira0kira 0,25 mm sedangkan untuk praparatif 5 mm. Kecuali dipakai lapisan tipis gel maka setalah bubur merata maka lempeng dikeringkan.
Kromatografi lapis tipis (KLT) seperti halnya kromatografi kertas tidak mahal dan sesederhan melakukannya, kromatografi ini memiliki keuntungan kecepatan diatas kromatografi kertas, prosesnya mungkin memerlukan waktu kira-kira setengah jam. Kromatografi lapis taipis sangat terkenal dan digunakan secara rutin dalam banyak laboratorium.
Teknik KLT ini dikembangkan pada tahun 1983 oleh Ismailoff dan Schraibar. Adsorben dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fasa diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Pemilihan sistem pelarut dan komposisi larutan tipis ditentukan oleh prinsip kromatografi yang akan digunakan. Untuk meneteskan sampel yang akan dipisahkan digunakan suatu mikro-syiringe (penyuntik berukuran mikro). Sampel diteteskan pada salah satu bagian tepi pelat kromatografi (sebanyak 0,01 – 10 g zat). Pelarut harus nonpolar dan mudah menguap. Kolom-kolom dalam pelat dapat diciptakan dengan mengerok lapisan vertikal searah gerakan pelarut. Zat-zat berwarna dapat dilihat langsung, tetapi juga dapat digunakan reagen penyemprot untuk melihat suatu bercak suatu zat. Asam kromat seringdigunakan sebagai pelarut organik. Untuk menempatkan posisi suatu zat, reagen dapat juga disemprotkan pada bagian tepi saja. Bagian yang dipeolrh lainnya dapat diperoleh kembali tanpa pengotoran dari reagen dengan pengerokan setelah pemisahan selesai.
Kromatografi lapis tipis memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan kromatografi kertas, diantaranya :
1.    Noda zat yang timbul sesudah kromatografi tidak banyak melebar jika dibandingkan dengan noda semula oleh sebab itu maka hanya sedikit saja senyawa yang diperlukan.
2.    Tidak memerlukan waktu yang banyak
3.    Senyawa-senyawa yang tidak menguap serta terlalu labil untuk kromatografi cair dapat dianalisis dengan KLT
4.    Dapat memeriksa adanya zat pengotor dalam pelarut.
            Banyak senyawa-senyawa baik organik maupun anorganik yang dapat dipisahkan lewat kromatografi lapis tipis. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis maka akan didapatkan pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Pada KLT terdapat adsorben yang bertindak sebagai fase stationer. Empat macam adsorben yang umum dipakai adalah silica gel (asam silikat), alumina (alumina oxide), kieselguhr (iatomeous earth), dan selulosa. Dari keempat macam adsroben di atas, yang sering dipakai adalah silika gel.
Selain terdapat fasa stationer atau fasa diam, KLT juga memiliki fase gerak(eluen), yaitu pelarut dalam kromatografi lapis tipis. Sistem berair yang digunakan dan contoh pelarut organik dalam seri pelarut miksotrop yang meliputi sifat hidrofob menaik seperti metanol, asam asetat, etanol, aseton, etil asetat, kloroform (kloroform yang distabilkan dengan etanol), ebnzen, sikloheksana, dan eter petroleum.
Kromotografi lapisan tipis dikembangkan oleh Egon Stahl dengan menempelkan adsorben pada lempengan gelas, sehingga merupakan lapisan. Komponen yang lebih kuat diserap oleh adsorben akan lebih lambat naiknya dari komponen yang kurang diserap, adsorben akan lebih cepat naiknya ke plat, sehingga pada plat akan terdapat komponen-komponen yang tersusun sepanjang plat. Kondisi optimum suatu pemisah merupakan
hasil kesesuaian antara absorben dan eluen.
Untuk mengidentifikasi komponen yang satu dengan yang lainnya digunakan faktor refensi (Rf).
 
Jarak ynag ditempuh komponen dapat diperbesar menggunakan pelarut polar, sebaliknya ukuran identitas bercak dapat untuk mempekirakan kadar dari masing-masing komponen yang terdapat dalam campuran. Untuk zat yang bersifat asam / basa kuat yang tidak dapat dilakukan dengan kromotografi kertas dapat dipisahkan dengan KLT.
Pemisahan pada KLT didasarkan pada:
- Penyerapan, pembagian, pertukaran ion, dan gabungan dari ketiganya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Rf adalah: Adanya ion, Kesamaan larutan lainnya, Adanya kation dlam kosentrasinya.
Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf: Sifat dari penyerap dan derajat aktivitas, Struktur kimia dari senyawa dipisahkan, Kerapan dari satu pasang penyerap, Pelarut

V.    ALAT DAN BAHAN
1.      alat :
a)      pelat kromatografi
b)      selembar kaca
c)      penggiling
d)     beker gelas
e)      pengaduk magnetik
f)       gelas ukur
g)      pipet tetes
h)      penyemprot
i)        penggaris
j)        pensil

2.      Bahan
a)      silika gel
b)      pelarut etanol
c)      larutan ninhidrin
d)     larutan Kuprinitrat
e)      larutan asam amino (arginin, asam glutamate,histidin dan alanin)
f)       aquadest

VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan lapis tipis. Plat gelas yang dipakai harus bersih, terutama bebas dari lemak. Timbag 25 gram Silica gel G dan aduk ini dengan 50  ml air dengan pengaduk magnetik sampai homogen. Suspensi ini dimasukkan ke alat pembuatan lapis tipis (alat Stahl atau alat buatan dalam negeri). Tebal lapis tipis adalah sekitar 250 mu. Biarkan lapis tipis ini ditempatnya kira-kira 10 menit. Sesudah ini boleh dipindah tempatnya dan dibiarkan kering diudara selama semalam.
Meneteskan larutan zat yang akan diperiksa. Zat asam amino yang diperiksa, paling banyak 0,5 – 2,0 ug dalam 0,5 ul, diteteskan pada plat silica gel kira-kira 1 cm dari tepi bawah. Jika banyak macam zat yang akan diselidiki maka ini dapat diteteskan sejajar dengan jarak kira-kira 1 cm antara dua zat dan kira-kira 1,5 cm dari tepi sisi. Penetesan harus dilakukan dengan hati-hati seklai supaya permukaan lapis tidak rusak. Tempat-tempat pada plat yang akan ditaruh (ditetesi) dengan alrutan-larutan zat tersebut, sebelum diberi titik dengan ujung pensil yang runcing, guna mengetahui kelak titik-titik permulaan. Lubang-lubang yang kecil ini tidak akan banyak mempengaruhi bentuk noda.
Sebelum eluaen dijalankan maka tetesan-tetesan tersebut harus dibiarkan dulu sampai kering.
Ruang Kromatografi. Ruang kromatografi harus dapat ditutup dengan rapat. Ruang ini diisi dengan eluaen sedemikian sehingga apabila plat dimasukkan bagian bawahnya terendam sampai bawah tempat tetesan zat-zat yang diselidiki. Dinding ruang harus dilapisi dengan kertas saring yang dibasahi dengan eluen. Ini supaya ruang kromatografi mudah dan cepat dijenuhi dengan uap eluen.
Cara melakukan elusi. Plat-plat yang telah ditetesi asam amino dan yang telah kering, dimasukkan ke dalam ruang kromatografi. Disini yang dipakai adalah kromatografi mendaki. Hendaknya suhu dibuat tetap. Kromatografi diberhentikan setelah berjalan sekitar 10 cm. Pada batas ini semulad diberi tanda garis dengan ujung pensil yag runcing. Plat diambil dan dikeringkan pada suhu kamar.
Cara perwarnaan. (a) dengan hati-hati disemprot dengan larutan ninhidrin. Asam asetat yang ditambahkan dimasukkan untuk menjaga pH sekitar 5, juga apababila fase gerakj yang dipakai bersifat alkali.
Kemudian plat dikeringkan pada 60oC selama 30 menit atau 110oC selama 1`0 menit. Kalau dipanasi lebih lama, maka nantinya plat akan berwarna sedikit rose.
(b) untuk menstabilkan noda-noda setelah diwarnakan dengan ninhidrin, maka plat kemudian disemprotkan dengan larutan penyemprot kuprinitrat (lihat bab metrial). Maka akan terjadi ikatan komplek Cu-ninhidrin yang berwarna. Warna ini hanya stabil apabila tidak ada asam bebas. Maka sesudah disemprot, plat harus dikenakan uap amonia. Juga plat tidak boleh terdisoasiasi dalam suasana basa antara pH 7-9. walau disosiasi ini reversibel. Di atas pH 9  disosiasi tersebut bersifta irreversibel.

VII.          HASIL PENGAMATAN
Sampel
Jarak
Warna
Arginin
7,8 cm
Biru
Asam Glutamat
8,5 cm
Merah
Histidin
-
-
Alanin
3 cm
Ungu
Sampel
-
-

VIII.       REAKSI KIMIA

IX. ANALISA DATA
Menghitung harga Rf, yaitu perbandingan antara jarak yang ditempuh asam amino dengan jarak yang ditempauh pelarut dari awal hingga garis akhir.
1.    Pada Arginin,  
2.    Pada Asam Glutamat,  
3.    Pada Alanin,   
X.    PEMBAHASAN
Pada percobaan mengennai kromatografi lapis tipis ini dilakukan untuk mengetahui harga Rf dari beberapa macam asam amino yang diujikan.  Asam amino yang diuji dalam percobaan ini ialah arginin, asam glutamate, histidin dan alanin . keempat asam amino ini mewakili masing-masing dari golongan asam amino
Pada percobaan ini kaca yang digunakan harus benar-benar bersih bebas dari lemak oleh karena itu dibersihkan menggunakan deterjen, dan dikeringkan di udara.  Fase gerak dan fase diamnya adalah etanol dan silica gel.
Pada awalnya dilakukan pembuatan lapisan dari silica gel. pembuatan lapisan tipis dengan menambahkan 25 gr silika gel dengan 50 ml air yang dituangkan kedalam plat kaca.  Kami melakukan pengulangan beberapa kali karena lapisan silica gel kami pada awalnya terlalu tebal sehingga mudah hancur dan juga permukaannya bergelombang. Oleh karena itu untuk membuat lapis tipisnya frame pada pinggiran kacanya harus dibuat rata serta pada saat penarikan seilikanya harus dalam satu kali tarikkan agar permukaannya tidak bergelombang.
              Pada penetesan asam amino perlu dilakukan secara hati-hati agar lapis tipis silika gelnya tidak rusak. Penetesan asam amino yang kami lakukan dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawahEluen yang akan dijalankan diukur sepanjang 10 cm. Setelah dilakukan penetesan asam amino maka eluen siap dijalankan ( dengan etanol). Eluen pun berjalan tergantung dengan lapis silikan gel yang dibuat. Bila lapisan silika gel yang kita buat terlalu tebal maka eluen pun akan berjalan lambat, dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, pembuatan lapisan silikanya diusahakan setipis mungkin dan merata. Dan bila sudah sampai 10 cm, maka eluen yang berjalan dihentikan. Kemudian dikeringkan.
Untuk melihat bercak noda dari jarak asam amino dapat disemprotkan dengan larutan ninhidrin agar terbentuk warna. Di sini, ninhidrin berfungsi untuk melacak jalannya asam amino dengan menimbulkan warna merah pada asam amino. Kemudian, plat kacanya harus dikeringkan.
       Selain itu, warna yang terbentuk tidaklah stabil. Maka perlu adanya penyemprotan larutan lagi dengan larutan Kuprinitrat. Sehingga terbentuklah noda yang berwarna ungu. Hal ini terjadi karena terbentuknya Cu-ninhidrin. Bagus tidak hasilnya sangat dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya silika gel yang dibuat. Setelah disemprot, pada silica gel muncul bercak – bercak atau noda. Noda yang dihasilkan untuk argini berwarna biru, asam glutamat merah sedangkan alanin berwarna unguuntuk histidin dan larutan sampel tidak menimbulkan bercak warna sehinggga dapat disimpulkan bahwa larutan sampel adalah histidin.
Dari analisa data yang diperoleh, Rf untuk teori dan praktek agak berbeda. Hal ini dapat saja disebabkan oleh :kesalahan pada saat membuat lapisan silika gelnya, kesalahan pada pembuatan larutan sampel yang digunakan, penetesan sampel pada plat yang tidak merata serta dengan jarak yang terlalu dekat.
Dari hasil Rf yang diperoleh tidak sama dengan data Rf pada handbook. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat membuat lapisan silika gelnya, membuat sampel larutan, suhu saat kromatografi serta penetesan sampel yang tidak merata serta jaraknya terlalu dekat .


XI.   KESIMPULAN
1.      Pada Pembuatan lapis tipis, plat kacanya yang digunakan harus benar-benar   terbebas dari lemak, karena bila ada dapat mengganggu jalannya kromatografi.
2.      Kromatografi merupakan salah satu cara untuk melakukan pengidentifikasikan suatu asam amino salah satunya kromatografi lapis tipis.
3.      Dengan menggunakan silika gel sebagai fase diam serta eluen (fase gerak)nya adalah etanol.
4.      Pengidentifikasian asam amino dengan melihat noda atau bintik yang  dihasilkan, sehingga kita dapat menghitung Rf dari asam amino dengan cara membandingkan jarak yang ditempuh oleh asam amino dengan jarak yang ditempuh oleh eluen pada plat.
5.      Untuk memberikan warna pada noda atau bintik yang dihasilkan kita dapat menggunakan larutan ninhidrin dan larutan kuprinitrat sebagai penstabil warnanya karena terjadi ikatan kompleks Cu- ninhidrin yang berwarna.








XII.          DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: ERLANGGA
Poedjadi, Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI
Khopkar, S.M, 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press



XIV.       JAWABAN PERTANYAAN

1.    menganalisa secara kualitatif dengan cara kromatografi lapis tipis satu dimensi. Sautu larutan asam amino yang bersedia. Dan hitung berapa harga Rfnya?
Jawab :                                        
25 gram silica gel dalam 50 ml air diaduk sampai homogen, kemudian dituangkan ke atas lempeng kaca yang telah diukur pinggir kanannya 2 cm dan ditempeli dengan plester. Setelah itu larutan silica gel dituangkan dan diratakan. Diamkan selama semalam. Setelah kering silica gel tersebut dikur dari bawah sepanjang 2,5 cm dan diberikan tanda atau garis. Pada garis itu ditotolkan dengan asam amnio, masing-masing adalah alanini, tripthofan, dan arginin. Lalu masukkan plat tersebut ke dalam ruang kromatografi yang telah diisi dengan eluen (etanol 95%). Stelah itu dikeringkan. Kemudian disemprotkan engan ninhidrin dan dikeringkan kemabli selama 30 menit. Kemudian disemprotkan kembali dengan kuprinitrat. Setelah itu diukur jarak asam amino tersebut adalah sebagai berikut serta harga Rf nya :
Dari hasil pengamatan diketahui jarak yang ditempuh oleh pelarut untuk plat adalah 10 cm. sedangkan untuk asam amino adalah :
                              Harga Rf =
Maka :
1.      Pada Arginin,  
2.    Pada Asam Glutamat,  
3.    Pada Alanin,  

2.    Tuliskan reaksi antara ninhidrin dengan asam amino!


3.      Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi Rf pada KLT?
 Jawab :
Kepolaran senyawa, jenis pelarut, jarak penetesan, dan fasa diam (adsorbennya).

4. Terangkan bagaimana orang melakukan analisa kuantitatif suatu zat tertentu dengan cara kromatografi lapis tipis?
Jawab :
Dengan menyemprotkan lempeng dengan  asam sulfat 50% atau 25% dalam eetanol kemudian dipanaskan sehingga semua bahan organic akan terbakar dan tampak sebagai noda-noda coklat.
Mengamati lempeng dengansinar UV sehingga noda-noda yang menyerap sinar UV atau sebaliknya dengan memancarkannya.
Bahan sample ditotolkan pada salah satu sudut lempeng sebagai suatu titik dan pemisahahn dilakukan setelah lempeng kering. Kemudian dipisahkan lagi dengan satu system solven yang lain dengan arah tegak luus dari arah semula.’

5. Terangkan bagaimana cara melakukan kromatografi lapis tipis dua dimensi dan bilakah orang terpaksa melakukan cara itu?
Jawab:
Dengan mengamati kepekatan warna yang diperoleh. Untuk cara ini, sample diteteskan dipojok kanan bawah dari plat TLC yang berukuran 20 x 20 cm, kira-kira 2 cm dari tepi kanan dan dari bawah. Setelah pengembangan pertama selesai, plat dikeringkan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan senyawa yang dipisahkan selama pengeringan sebaiknya dilakukan dengan aliran gas N2. setelah dikeringkan, plat dikembangkan dengan menggunakan system pelarut yang kedua dengan memutar arah plat 90o. menggunakan cara ini mendapatkan hasil pengembangan yang lebih baik dengan penggunaan dua macam system pelarut, dan apabila pengembangan satu dimensi mendapatkan hasil yang kurang sempurna.




A Little too not over you



It never crossed my mind at all 
That's what I tell myself 
What we had has come and gone 
You're better off with someone else
 
It's for the best I know it is but I see you 
Sometimes I try to hide what I feel inside 
And I turn around, you're with him now
 I just can't figure it out
 
Tell me why you're so hard to forget
 Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you, not over you
 
Aren't memories supposed to fade? 
What's wrong with my heart? 
Shake it off, let it go 
Didn't think it'd be this hard
 
Should be strong, movin' on but I see you 
Sometimes I try to hide what I feel inside
And I turn around, you're with him now 
I just can't figure it out
 
Tell me why you're so hard to forget
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth 
I'm just a little too not over you
 
Maybe I regret everything I said 
No way to take it all back, yeah 
Now I'm on my own, how I let you go 
I'll never understand I'll never understand!
 
Tell me why you're so hard to forget 
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth 
I'm just a little too not over you
 
Tell me why you're so hard to forget 
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth 
And I really don't know what to do 
I'm just a little too not over you, not over you